Menarik untuk mencermati dan berpikir lebih dalam, fenomena perjalanan sebuah perusahaan atau organisasi di era pandemi ini. Selain banyaknya perusahaan yang gulung tikar, ternyata tidak sedikit juga perusahaan yang justru berkembang pesat, bahkan mulai bermunculan perusahaan baru. Lalu apa sih sebenarnya yang terjadi dan mengapa?

Mungkin hal ini tidak terlepas dari manajemen perusahaan sendiri. Bagaimana segi pandang perusahaan terhadap aset atau modal. Tentu satu modal yang menurut saya pribadi sangat menentukan adalah modal sumber daya manusia, atau ringkasnya modal manusia. Apakah perusahaan, minimal jajaran atas perusahaan memandang manusia sebagai
modal/capital yang bermutu tinggi, dan mampu memberikan nilai kompetitif yang kuat bagi perusahaan. Setelah dari segi pandang, lalu bagaimana memanagenya juga tidak kalah lebih penting.Bagaimana perusahaan mengatur proses dan strateginya, baik secara eksternal maupun internal.
Bersyukurlah jika sebuah perusahaan sudah mempunyai modal manusia berupa tenaga kerja yang berkualitas tinggi, dapat merencanakan, mengorganisasi, mengelola pekerjaan, dan semuanya terkait dengan teknologi informasi. Dan tidak kalah penting adalah conflict management skill di era ini. Karena untuk membangun modal manusia seperti ini harus dimulai sejak dini dari kelompok bermain atau pre-school, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan menengah atas, juga menengah kejuruan, bukan dari perguruan tinggi. Jelas disini bahwa modal manusia berkualitas tinggi seperti di atas ternyata dicapai melalui proses panjang yang namanya pendidikan karakter. Lalu bagaimana jika modal manusia yang ada saat ini belum memenuhi standar tersebut?
Bagi saya pribadi, ada dua cara yang bisa ditempuh untuk mencapai hal itu. Yang pertama adalah memperbaharui model kepemimpinan, yakni kepemimpinan yang menyadari bahwa ide, keputusan, dan inovasi dapat timbul dari kolaborasi dan jejaring secara terbuka. Dibutuhkan kepemimpinan yang adaptif, mudah terhubung, kolaboratif, responsif terhadap setiap situasi dengan cara yang adaptif, dan berani mengambil keputusan yang tepat dan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Pemimpin adalah para penghubung yang andal yang responsif dalam sistem kolaborasi. Yang kedua adalah secara terstruktur mengupgrade seluruh sumber daya manusianya, dengan mengadakan pelatihan-pelatihan yang sesuai tuntutan era 4.0, yang segera akan mengarah ke era 5.0. Segera ciptakan budaya kerja dan budaya layanan yang GESIT dan TIDAK BERBELIT. Darimana memulainya? Bisa segera dari jajaran garda depan, yakni yang bersinggungan langsung dengan konsumen dan masyarakat seperti saptam, CS, dan lain sebagainya.
Itulah solusi ringkas tapi cepat dan real yang bisa dilakukan di era ini. Dan kami, RMI memang mempunyai visi misi yang sejalan dengan ini. Silahkan kontak kami dan berdiskusi untuk segera membangun modal utama perusahaan ini, agar survival dan berkembang di era seperti ini. Salam… (By SetTech)